Suaramu selalu terngiang di telingaku
sentuhan tanganmu masih terasa
pelukanmu masih terasa hangat
Ku ingin selalu berada disisimu
ku mau ada saat kau terbangun
ku masih butuh belayan mesramu
ku tak mau kau pergi dariku
akankah dia dapat kumiliki kembali
akankah dia bisa kudapati lagi
Aku terjebak dalam lingkaran cinta
aku terjerembab dalam jurang asmara
tapi ku tak bisa berbuat apa-apa
ku hanya bisa terdiam dan membisu
aku memang seorang pecundang
aku memang gak punya keberanian
untuk berusaha mendapatkan kamu
untuk bisa hidup dengan kamu
tolong ajari aku...
tolong tuntun aku..
tolong bantu aku..
untuk bisa mendapatkan dirimu......
Sumber
http://www.puisi-elang.co.cc/
Selamat Jalan Teman
Tak ada lagi sahabat
Musibah itu telah menyabar
Segelintir petir bersambut kilat
Hangus sudah tubuhmu terbakar
Kesedihan berantai kata
Terucapkan rasa cinta
Pada gadis belia
Teman semasa muda
Sendiri menanti
Elok rupa bidadari
Jaman silih berganti
Kamu masih di hati
Sunyi senyap beratap
Dinding kamar ku pandang
Namapak kusam tak sedap
Ku tengok tanah lapang
Terbang burung alap-alap
Mencari makan dalam tenang
Puncak ranum telah hilang
Di keheningan alam
Dewi malam benderang
Damai nian terasa mendalam
Jam dinding terus berdentang
Gelap malam berganti petang
Berbenah diri tamu akan datang
Usai muncul si raja siang
Di tengah pematang
Tempat ku bergadang
Dengan kawan di seberang
Selamat jalan duhai teman
Tubuh ringan di pemakaman
Waktu singkat tubuhmu mangkat
Di bawah tanah tubuh tersekat
Sehabis aku shalat
Engkau ku doakan
Sampai nanti kita berdekatan
Liang kuburku di samping kawan
(Roil Jiwang Muhtadin : Jakarta, 17 Juni 2009)
Sumber: www.revolusisenja.indosastra.com
Unique Code: SQM63UM4VCB6
Musibah itu telah menyabar
Segelintir petir bersambut kilat
Hangus sudah tubuhmu terbakar
Kesedihan berantai kata
Terucapkan rasa cinta
Pada gadis belia
Teman semasa muda
Sendiri menanti
Elok rupa bidadari
Jaman silih berganti
Kamu masih di hati
Sunyi senyap beratap
Dinding kamar ku pandang
Namapak kusam tak sedap
Ku tengok tanah lapang
Terbang burung alap-alap
Mencari makan dalam tenang
Puncak ranum telah hilang
Di keheningan alam
Dewi malam benderang
Damai nian terasa mendalam
Jam dinding terus berdentang
Gelap malam berganti petang
Berbenah diri tamu akan datang
Usai muncul si raja siang
Di tengah pematang
Tempat ku bergadang
Dengan kawan di seberang
Selamat jalan duhai teman
Tubuh ringan di pemakaman
Waktu singkat tubuhmu mangkat
Di bawah tanah tubuh tersekat
Sehabis aku shalat
Engkau ku doakan
Sampai nanti kita berdekatan
Liang kuburku di samping kawan
(Roil Jiwang Muhtadin : Jakarta, 17 Juni 2009)
Sumber: www.revolusisenja.indosastra.com
Unique Code: SQM63UM4VCB6
Comments :
0 komentar to “Puisi Menarik”
Posting Komentar